Assalamu'alaikum | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer

Alamat :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim. [HR. Ibnu Majah, No: 224]

Pondok Pesantren As Sunnah Batu
Dusun Jeding, Junrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur 65321
Map : https://goo.gl/maps/8DLBKCUjpWayDCpJ8

MAHAD AS SUNNAH
Jl. Ikan Hiu II, Purwodadi, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65142
Map : https://goo.gl/maps/Dip7gM2VoAZ7DtXz6

Mahad As Sunnah Lil Banat (Putri)
Jl. Achmad Yani Gg. II, Blimbing, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65126
Map : https://goo.gl/maps/Gxa7Er7Pj6GyNFHW6


Situs Ulama

Situs Ulama

Site Map - Daftar Isi Blog

Majalah Asy Syariah

Majalah Qudwah

Pengunjung

1556

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » » Kiat - Kiat Hidup Bahagia

Kiat - Kiat Hidup Bahagia

Selasa, 16 Oktober 2018

Maklum adanya bahwa setiap insan/manusia baik laki/perempuan, tua/muda, bahkan yang muslim/non muslim semuanya mendambakan yang namanya kebahagiaan dalam hidupnya, bagaimana dia bisa hidup bahagia/senang. Oleh karenanya banyak konsep yang dimiliki/metode yang dijalani manusia masing-masing yang dia kira disitu akan meraih kebahagiaan hidupnya.

Ada yang menganggap kebahagiaan itu pada harta benda/kekayaan, maka berdasarkan itu dia banting tulang menghabiskan waktunya bagaimana memperbanyak keuntungan/harta bendanya.

Ada yang menganggap kebahagiaan itu akan dia dapati dengan banyaknya anak keturunan

Ada yang mengira kebahagiaan itu jika segala tujuan/keinginannya tercapai, tidak peduli itu halal/haram, yang penting apa yang dia inginkan dia peroleh.

Ada yang mengira kebahagiaan itu dengan safariyat/travelling, maka dia habiskan waktunya dengan melancong ke sana ke mari keluar negeri.

Macam-macam konsep yang ada/berbagai macam cara yang mereka tempuh masing-masing (anggapan dia) akan mendapati kebahagiaan.

Kebahagiaan terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Kebahagiaan Muaqqod (Sesaat)
Mungkin sesaat dia bahagia/sejenak waktu dia menjalani konsepnya dia rasa senang dan kemudian lenyap kebahagian itu dan lenyap/hilang

2. Kebahagiaan Kekal (Sa'adah Abadiyah)

Yang ke dua ini yang kita sama-sama mendambakannya, sehingga perlu kita pahami apa itu hakekat kebaahagiaan dan apa saja kiat-kiat yang diajarkan di dalam syariat agar orang itu bahagia dalam hidupnya.

Dalam tema ini asy Syaikh 'Abdurrahman bin Nashr as Si'di rahimahullah (penulis tafsir) menuangkan karya beliau dalam kitabnya Wasa'il al Mufiedah Lil Hayaatis Sa'idah (Beberapa Kiat Untuk Meraih Kebahagiaan)

Tentunya masing-masing ada yang mendapat porsi banyak sehingga hidupnya tenang/sejahtera dan ada yang kurang dari itu sehingga berkurang kebahagiaannya. Bahkan ada yang terharamkan dari kebahagiaan sehingga hidupnya sengsara/penuh dengan kesulitan dan kesengsaraan. Oleh karena itu hakekat kebahagian kata asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Si'di rahimahullah adalah ketenangan kalbu (hati itu damai/tenang/jiwa tuma'ninah/tenteram) yang berarti pula dia jauh dari segala yang membuat resah/sedih/gelisah dirinya, karena ini akan memperkeruh kebagiaannya. Bagaimana dia akan bahagia kalau ada yang membuat dia gelisah, bagaimana dia akan senang kalau ada yang membuat dia sedih, bagaimana dia mau tenang/tenteram hatinya, sementara ada yang mengganjal dalam kalbunya. Ini harus tersingkirkan. Segala penyebab sempitnya kalbu/hati yang mengakibatkan kegelisahan/gundah gulana harus dijauhkan dari dirinya sehingga bersih kalbunya dan murni mendapatkan kebahagiaannya.

Secara umum ada 2 kiat :
1. Sebab-Sebab Dari Faktor Agama/Syariat Berdasarkan Dalil
2. Sebab-Sebab Terkait Dengan Kehidupan Seseorang (Perkara Duniawi)

Semua ini tidak mungkin bisa didapati kecuali oleh mukminin yang benar dalam imannya. Kalaupun selain mukmin mengaku mendapatkan kebahagiaan (dalam tanda kutip) maka itu semu dan sejenak/sesaat yang berdampak kemudian dengan kesengsaraan di dunia sebelum di akherat. Oleh karena itu kebahagian seorang mukmin tidak bisa dipisahkan dengan kebahagiaan di dunia dengan kebahagiaan di akherat (sebelum itu di kuburnya). Hidupnya di dunia bahagia, jiwanya tenteram/damai, hatinya tenang, di kuburnya dia dijaga dari azab kubur, di akherat surga baginya dan dijauhkan dari neraka. Makanya kebahagiaan hakiki sempurna seperti ini tidak akan bisa didapati kecuali oleh mukmin atas dasar imannya.

Sebab terbesar/teragung/terpenting untuk kebahagiaan adalah :

1. Iman dan Amal Shaleh sebagai pondasi dasar kebahagiaan.

Firman Allah dalam an Nahl : 97  :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Mengingatkan pula kepada kita bahwa beramal shaleh harus ada keikhlasan kepada Allah, tidak mengharap selain yang disisi Allah baik berupa pujian/sanjungan orang, tidak menginginkan dunia dari ibadahnya baik berupa harta, jabatan atau yang lainnya.

Amalan shaleh jika ingin menjadi amalan shaleh harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shollallahu 'Alahi Wa Sallam.

Berkata Fudhail bin Iyadh : amalan itu akan menjadi amalan yang terbaik (diterima Allah).

Maka ketika hilang syarat keikhlasan tidak lagi dinamakan amalan shaleh. Maka ketika dia mengamalkan suatu amalan, apa yang dia inginkan? Allah Maha Tahu. Hilang keikhlasan, amalan itu tidak akan dilihat oleh Allah.

Allah katakan dalam hadits qudsi :
"Aku Maha Kaya, tidak membutuhkan sekutu/tandingan, maka yang dalam amalannya menyekutukan Aku dengan yang lain, Aku tinggalkan dia dengan yang dia inginkan (selain Allah)".

Begitu pula ketika hilang syarat kedua yaitu tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam tidak disebut amalan sholeh, walau seikhlas apapun amalannya. Misal : dia membuat ajaran sendiri. 

Rasulullah sebutkan di hadits muslim dari hadits 'Aisyah radiyallahu 'anha :
"Barang siapa beramal dalam agama ini tanpa ajaran/bimbingan dari kami, maka amalannya tertolak"

Artinya berarti menuntut orang untuk harus belajar apa makna keikhlasan, bagaimana menjaganya, dan bagaimana tuntunan dan ajaran dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar amalannya tidak sia-sia. 

Berarti untuk orang itu hidup bahagia, harus belajar ilmu syariat/agama, karena dia tidak akan bisa beramal shaleh dan tidak tahu apa itu ibadah kecuali dengan ilmu.

Mukminin yang Allah sebutkan dalam ayat, imannya yang membuahkan amalan shaleh. Iman ini yang mendorong dia untuk mau beramal/beribadah/taat kepada Rabb-Nya. Iman ini pula yang membuahkan akhlaq yang mulia, sifat dan budi pekerti yang tinggi.

Oleh karenanya Rasulullah sebutkan :
"Mukmin yang paling baik imannya (sempurna) adalah yang terbaik akhlaqnya".

Akhlaq erat hubungannya dengan iman. Iman ini yang membuahkan amalan. Dari sini kita ketahui bahwa orang yang kurang dalam amal ibadahnya/malas/angin-anginan/asal-asalan, orang yang akhlaqnya kurang, adabnya jelek, budi pekertinya rusak, harus dia benahi imannya. Harus dia pertanyakan imannya, ada apa dengan imannya sehingga akhlaqnya jelek dalam bermuamalah dengan orang tua, isteri, anak, tetangga dan yang lainnya, karena semua ini dasarnya adalah iman.

Oleh karena itu pula bagi seorang mukmin iman dan amal shaleh dasar yang sangat berpengaruh untuk dia meraih kebahagiaan. Berdasarkan itu pula jika iman dan amal shaleh turun/berkurang maka akan berkurang pula kebahagiaannya dan pasti tergantikan dengan kegelisahan/stress/sumpek/tekanan batin seperti sesak dadanya/sempit hatinya/bermuram durja  karena hilang ketenteraman/kedamaian dalam kalbunya.

Di dalam hadits Muslim, Rasulullah shallahu wa sallam bersabda :
" Kagum beliau dengan perkaranya orang mukmin, jika mendapati kebaikan dia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau dia mendapat kejelekan/musibah dia bersabar. Itupun baik baginya. Dan itu tidak ada kecuali bagi seorang mukmin"

Artiya orang dalam hidup tidak akan luput dari dua ini, antara kebahagiaan dengan berbagai bentuknya atau itu kejelekan.

Makanya para ulama salaf berkata : kalau diuji dengan kesenangan kurang begitu tampak ujian seseorang, tapi pada kejelekan disitu bedanya antara orang mukmin dengan yang kurang imannya atau yang tidak beriman.

Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Mata ini menangis, hati ini bersedih, tetapi kita tidak berbicara kecuali yang diridhoi oleh Allah"

Kita ucapkan ketika mendapatkan musibah :
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun

Allahuma ajirni fi musibati wakhlufli khoiron minha
(Ya Allah beri aku pahala pada ujian ini dan gantikan aku dengan yang lebih baik darinya)

Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Bukan dari kami yang mengoyak-ngoyak pakaiannya, menampari pipi,

Yang disebutkan oleh Rasulullah shollalahu 'alahi wa salam pada hadits diatas hanya contoh saja sebagai bentuk rasa jengkel dan tidak terima dengan takdir atau kejelekan yang menimpa dirinya. Contoh  lainnya masih banyak sehingga masuk dengan yang Rasulullah shollalahu 'alahi wa sallam katakan,....bukan dari kami....yang semakna dengan itu.

Mungkin dia tidak mengoyak-ngoyak bajunya, tetapi rambutnya dia ucel-ucel, gulung-gulung di bumi, bentur-benturkan kepalanya, atau dirusak barang-barangnya karena tidak tahan dengan cobaan itu.

Maka bagi seorang muslim bukan hanya sabar, bahkan mengharap pahalanya di sisi Allah dan pahala itulah yang dia inginkan.

Para ulama berkata : "kebaikan/kesabaran kalau itu manis/enak, kalian didahului oleh orang-orang yang jelek, tetapi permasalahannya itu pahit/berat, makanya tidak mampu memikulnya kecuali mukmin. Ada dasar iman pada dirinya. Disitu tampak kelebihan orang-orang beriman.

Dampak kalau dia bersabar dan mengharap pahala dari sisi Allah menyebabkan tenteram jiwanya, tenang, damai yang itu adalah kebahagiaan dalam hidup yang didambakan oleh setiap orang. Tetapi tidak semua orang mendapatinya, sehingga tidak ada kebahagiaan kecuali bagi orang mukmin.

Oleh karena itulah kewajiban bagi kita untuk selalu memperkuat imannya agar kebahagiaan itu semakin dekat dengan dirinya berbekal dengan ilmu dan amalan shaleh.

Sumber :
Audio Kajian Kiat-Kiat Hidup Bahagia Vol. 1
al Ustadz Usamah Faishol Mahri Hafizhahullah


2. Berbuat baik kepada Orang Lain Baik Dengan Kata-Kata, Sikap, Perbuatan

Berbuat baik dengan segala yang ma'ruf yang bisa dia berikan untuk mereka. Bahkan beliau sebutkan bahwa berbuat baik kepada orang lain baik membantu orang yang sedang kesusahan atau sedang ada hajat sampai terlaksana dan tercapai hajatnya, dengannya Allah menghilangkan kegelisahan dan kesedihan baik itu bagi seorang mukmin (sholeh) maupun orang fajir. Hanya saja bagi seorang mukmin tentu lebih sempurna karena munculnya dari keikhlasan (mengharap pahala dan keridhoan Allah).

Dalam an Nisa Allah berfirman :
"Tidak ada baiknya  berkumpulnya orang kecuali yang memerintahkan sedekah, ma'ruf, mendamaikan/memperbaiki hubungan diantara manusa. Barang siapa yang melakukan semua itu dengan mengharap keridhoan Allah kami akan berikan baginya pahala yang besar."

Semua amalan yang tersebutkan dalam ayat diatas adalah ihsan dan semua itu allah sebutkan khoir dari siapapun karena maslahatnya besar. Dengannya kebaikan ini bagi orangnya akan terselamatkan dari berbagai kejelekan dan kejahatan.

Sumber :
Audio Kajian Kiat-Kiat Hidup Bahagia Vol. 2
al Ustadz Usamah Faishol Mahri Hafizhahullah


























Ta'awwun Pembangunan Asrama Putra Ponpes as Sunnah Junrejo Batu

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول لله وعلى آله وصحبه اجمعين. أما بعد

Dengan berjalan nya waktu, alhamdulilah jumlah santri semakin bertambah banyak dan dengan ini menuntut kita dari panitia untuk menambah sarana dan prasarana bagi santri terutama Asrama ( untuk tempat tinggal mereka ).

Oleh karena itu kami menghimbau segenap kaum muslimin untuk ikut berdo'a dan berta'awun dalam program Pembangunan Asrama Putra Tahap 1 dari 6 Tahap yang direncanakan insyaallah.

Adapun kebutuhan anggaran tahap awal untuk pembangunan Tahap 1 Kurang Lebih sebesar Rp. 406.000.000,-

Dan juga kami mengajak kaum muslimin untuk berlomba-lomba bershadaqah jariyah dengan mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Bagi yang ingin bershadaqah jariyah dalam bentuk uang bisa ditransfer melalui:

Rekening Ta'awun Pembangunan Ponpes As-Sunnah Junrejo Batu

BCA: 8160790912
MANDIRI: 144-00-1271599-8
a/n A. Ruzano Sjofka

Dan dimohon konfirmasi setelah ada pengiriman ke Abu Abdillah Fauzan :081252258108

Bagi yang ingin bershodaqoh jariyah berupa Uang Tunai atau Material Bangunan serta RAB secara detail bisa langsung menghubungi panitia:
Abu Ammar Lutfi Bajuber 081233240961
Abu Abdillah Fauzan 081252258108
Abu Mush'ab Faishol 081334415668

Atas do'a dan ta'awun antum semua kami ucapkan Jazaakumullahu khairan wa Baarakallahu fiikum

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Mengetahui :
Asatidzah Pembina Ponpes As-sunnah :
▪Al Ustadz Usamah bin Faisol Mahri
▪Al Ustadz Ahmad Khodim
▪Al Ustadz Abdusamad Bawazir

Panitia Pembangunan Ponpes As-sunnah Junrejo Batu