Home »
Ibrah
»
Muslimah
»
Valentine's Day dalam pandangan Islam
Valentine's Day dalam pandangan Islam
Jumat, 14 Februari 2014
Valentine's Day dalam pandangan Islam
Valentine’s Day sebenarnya, bersumber dari paganisme orang musyrik,
penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor kuffar. Bahkan tak ada
kaitannya dengan “kasih sayang”, lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari
Valentine ? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan
semata tanpa tahu asal muasalnya?
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang
kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabannya” (Al Isra' : 36).
Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kita
tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara itu
jelas berasal dari kaum kafir yang akidahnya berbeda dengan ummat Islam,
sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri Radiyallahu
'anhu : Rasulullah bersabda: "Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum
kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai mereka masuk ke
dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan
orang-orang Nasrani? Rasulullah bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" ( HR.
Bukhori dan Muslim ).
Pertanyaan : Sebagian orang merayakan Yaum Al-Hubb
(Hari Kasih Sayang) pada tanggal 14 Februari [bulan kedua pada kalender
Gregorian kristen / Masehi] setiap tahun, diantaranya dengan saling-menghadiahi
bunga mawar merah. Mereka juga berdandan dengan pakaian merah (merah jambu,red),
dan memberi ucapan selamat satu sama lain (berkaitan dengan hari tsb).
Beberapa toko-toko gula-gula pun memproduksi manisan khusus - berwarna
merah- dan yang menggambarkan simbol hati/jantung ketika itu (simbol love/cinta,
red). Toko-tokopun tersebut mengiklankan yang barang-barang mereka secara khusus
dikaitkan dengan hari ini. Bagaimana pandangan syariah Islam mengenai hal
berikut :
1. Merayakan hari valentine ini ?
2. Melakukan transaksi
pembelian pada hari valentine ini?
3. Transaksi penjualan – sementara pemilik
toko tidak merayakannya – dalam berbagai hal yang dapat digunakan sebagai hadiah
bagi yang sedang merayakan?
Semoga Allah memberi Anda penghargaan dengan
seluruh kebaikan !
Jawaban : Bukti yang jelas terang dari Al Qur’an dan
Sunnah - dan ini adalah yang disepakati oleh konsensus ( Ijma') dari ummah
generasi awal muslim - menunjukkan bahwa ada hanya dua macam Ied (hari Raya)
dalam Islam : ' Ied Al-Fitr (setelah puasa Ramadhan) dan ' Ied Al-Adha (setelah
hari ' Arafah untuk berziarah).
Maka seluruh Ied yang lainnya - apakah
itu adalah buatan seseorang, kelompok, peristiwa atau even lain – yang
diperkenalkan sebagai hari Raya / ‘Ied, tidaklah diperkenankan bagi muslimin
untuk mengambil bagian didalamnya, termasuk mengadakan acara yang menunjukkan
sukarianya pada even tersebut, atau membantu didalamnya – apapun bentuknya –
sebab hal ini telah melampaui batas-batas syari’ah Allah:
وَتِلْكَ
حُدُودُاللَّهِ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ
Itulah
hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka
sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. [ Surah At-Thalaq
ayat 1]
Jika kita menambah-nambah Ied yang telah ditetapkan, sementara
faktanya bahwa hari raya ini merupakan hari raya orang kafir, maka yang demikian
termasuk berdosa. Disebabkan perayaan Ied tersebut meniru-niru (tasyabbuh)
dengan perilaku orang-orang kafir dan merupakan jenis Muwaalaat (Loyalitas)
kepada mereka. Dan Allah telah melarang untuk meniru-niru perilaku orang kafir
tersebut dan termasuk memiliki kecintaan, kesetiaan kepada mereka, yang
termaktub dalam kitab Dzat yang Maha Perkasa (Al Qur’an). Ini juga ketetapan
dari Nabi (Shalallaahu ` Alaihi wa sallam) bahwa beliau bersabda : “Barangsiapa
meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”.
Ied al-Hubb
(perayaan Valentine's Day) datangnya dari kalangan apa yang telah disebutkan,
termasuk salah satu hari besar / hari libur dari kaum paganis Kristen.
Karenanya, diharamkan untuk siapapun dari kalangan muslimin, yang dia mengaku
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, untuk mengambil bagian di dalamnya,
termasuk memberi ucapan selamat (kepada seseorang pada saat itu). Sebaliknya,
adalah wajib untuknya menjauhi dari perayaan tersebut - sebagai bentuk ketaatan
pada Allah dan Rasul-Nya, dan menjaga jarak dirinya dari kemarahan Allaah dan
hukumanNya.
Lebih-lebih lagi, hal itu terlarang untuk seorang muslim
untuk membantu atau menolong dalam perayaan ini, atau perayaan apapun juga yang
termasuk terlarang, baik berupa makanan atau minuman, jual atau beli, produksi,
ucapan terima kasih, surat-menyurat, pengumuman, dan lain lain. Semua hal ini
dikaitkan sebagai bentuk tolong-menolong dalam dosa serta pelanggaran, juga
sebagai bentuk pengingkaran atas Allah dan Rasulullah. Allaah, Dzat yang Maha
Agung dan Maha Tinggi, berfirman:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ
وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُواْ اللّهَ
إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya. [Surah al-Maa.idah, Ayat 2]
Demikian juga, termasuk
kewajiban bagi tiap-tiap muslim untuk memegang teguh atas Al Qur’an dan Sunnah
dalam seluruh kondisi - terutama saat terjadi rayuan dan godaan kejelekan. Maka
semoga dia memahami dan sadar dari akibat turutnya dia dalam barisan sesat
tersebut yang Allah murka padanya (Yahudi) dan atas mereka yang tersesat
(Kristen), serta orang-orang yang mengikuti hawa nafsu diantara mereka, yang
tidak punya rasa takut - maupun harapan dan pahala - dari Allah, dan atas
siapa-siapa yang memberi perhatian sama sekali atas Islam.
Maka hal ini
sangat penting bagi muslim untuk bersegera kembali ke jalan Allah, yang Maha
Tinggi, mengharap dan memohon Hidayah Nya (Bimbingan) dan Tsabbat (Keteguhan)
atas jalanNya. Dan sungguh, tidak ada pemberi petunjuk kecuali Allaah, dan tak
seorangpun yang dapat menganugrahkan keteguhan kecuali dariNya.
Dan
kepada Allaah lah segala kesuksesan dan semgoa Allaah memberikan sholawat dan
salam atas Nabi kita ( Shalallaahu ` Alaihi wa sallam) beserta keluarganya dan
rekannya.
Lembaga tetap pengkajian ilmiah dan riset fatwa
Ketua :
Syaikh ' Abdul ' Aziz Al Asy-Syaikh;
Wakil Ketua : Syaikh Saalih ibn
Fauzaan;
Anggota: Syaikh ' Abdullaah ibn Ghudayyaan;
Anggota: Syaikh
Bakar Ibn ' Abdullaah Abu Zaid
(Fataawa al-Lajnah ad-Daaimah lil-Buhuts
al-'Ilmiyyah Wal-Iftaa.- Fatwa Nomor 21203. Lembaga tetap pengkajian ilmiah dan
riset fatwa Saudi Arabia)
Dinukil dari
http://www.fatwa-online.com/fataawa/innovations/celebrations/cel003/0020123_1.htm.
Pertanyaan
: Bagaimana hukum merayakan hari Kasih Sayang / Valentine Day's ?
Syaikh
Muhammad Sholih Al-Utsaimin menjawab :
“Merayakan hari Valentine itu tidak
boleh, karena:
Pertama: ia merupakan hari raya bid‘ah yang tidak ada
dasar hukumnya di dalam syari‘at Islam.
Kedua: ia dapat menyebabkan hati
sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan
dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) – semoga Allah meridhai
mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk
makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya.
Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang
tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah melindungi kaum muslimin
dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan
semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.”
Maka adalah wajib bagi
setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala’ dan
bara’ ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang
merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai
orang-orang mu’min dan membenci dan menyelisihi (membedakan diri dengan)
orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku.
Di antara dampak buruk
menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga
terhapuslah nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti
mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka,
padahal seorang muslim dalam setiap raka’at shalatnya membaca,
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (Al-Fatihah:6-7)
Bagaimana bisa
ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin
dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia
sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Lain dari itu,
mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang
serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.
Allah Subhannahu
wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah:51)
“Kamu
tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.”
(Al-Mujadilah: 22)
Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak
mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus
memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Saudaraku! Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi: Perayaan ini
adalah acara ritual agama lain! Hadiah yang diberikan sebagai ungkapan cinta
adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama
lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan seseorang terobsesi oleh
budaya dan gaya hidup mereka.
Mengadakan pesta pada hari tersebut
bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai
Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan
wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi
porak-poranda.
Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih
baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di
antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang
agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke
waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita
lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.
Semoga
Allah Subhannahu wa Ta'ala senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan
kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke
dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi
orang-orang yang bertakwa.
Menyampaikan Kebenaran adalah kewajiban
setiap Muslim. Kesempatan kita saat ini untuk berdakwah adalah dengan
menyampaikan buletin ini kepada saudara-saudara kita yang belum mengetahuinya.
Semoga Allah Ta'ala Membalas 'Amal Ibadah Kita.
Ta'awwun Pembangunan Asrama Putra Ponpes as Sunnah Junrejo Batu
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسول لله وعلى آله وصحبه اجمعين. أما بعد Dengan berjalan nya waktu, alhamdulilah jumlah santri semakin bertambah banyak dan dengan ini menuntut kita dari panitia untuk menambah sarana dan prasarana bagi santri terutama Asrama ( untuk tempat tinggal mereka ). Oleh karena itu kami menghimbau segenap kaum muslimin untuk ikut berdo'a dan berta'awun dalam program Pembangunan Asrama Putra Tahap 1 dari 6 Tahap yang direncanakan insyaallah. Adapun kebutuhan anggaran tahap awal untuk pembangunan Tahap 1 Kurang Lebih sebesar Rp. 406.000.000,- Dan juga kami mengajak kaum muslimin untuk berlomba-lomba bershadaqah jariyah dengan mengharap ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bagi yang ingin bershadaqah jariyah dalam bentuk uang bisa ditransfer melalui: Rekening Ta'awun Pembangunan Ponpes As-Sunnah Junrejo Batu BCA: 8160790912MANDIRI: 144-00-1271599-8
a/n A. Ruzano Sjofka
Dan dimohon konfirmasi setelah ada pengiriman ke Abu Abdillah Fauzan :081252258108
Bagi yang ingin bershodaqoh jariyah berupa Uang Tunai atau Material Bangunan serta RAB secara detail bisa langsung menghubungi panitia:
Abu Ammar Lutfi Bajuber 081233240961
Abu Abdillah Fauzan 081252258108
Abu Mush'ab Faishol 081334415668
Atas do'a dan ta'awun antum semua kami ucapkan Jazaakumullahu khairan wa Baarakallahu fiikum
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Mengetahui :Asatidzah Pembina Ponpes As-sunnah :
▪Al Ustadz Usamah bin Faisol Mahri
▪Al Ustadz Ahmad Khodim
▪Al Ustadz Abdusamad Bawazir
Panitia Pembangunan Ponpes As-sunnah Junrejo Batu